Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler dan Respirasi (Jantung dan Paru)
Inspeksi jantung dan paru
pola pernapasan,
1.frekuensi (rate),
2.irama (rhythm),
3.kedalaman (depth), dan
4.usaha bernapas (effort of breathing)
Kelainan pola pernapasan
•Bentuk toraks
Kelainan bentuk dada
Kelainan bentuk dada
•Barrel chest (dada tong)
•Funnel chest (pectus excavatum/dada cerobong)
Kelainan tulang belakang
Kifosis
Skoliosis
Kifoskoliosis
Gibbus (bongkok)
Deformitas
Pergerakan dinding dada
Gerakan dinding dada yang tertinggal : efusi pleura , penebalan pleura unilateral, ateletaksis, benda asing atau tumor dalam saluran napas, kelainan otot dan syaraf dinding dada.
•Pemeriksaan lainnya
tumor, sikatriks, bekas operasi, spider naevi, posisi trakea (bergeser ke kanan/ kiri).
dada bagian depan : pulsasi dari iktus kordis, bendungan venosa, perhatikan klavikula,fosa supraklavikula dan infraklavikula, kelainan jumlah dan bentuk iga.
•Palpasi jantung
Apeks kordis (daerah ventrikel kiri)
lokasinya, apakah normal, melebar, kuat angkat (amplitudo).
•Palpasi Paru
Menilai pergerakan (ekspansi) dinding dada: simetris/ asimetris
Menilai fremitus taktil (tactile fremitus)
Perkusi
Perkusi Jantung: menentukan ukuran jantung
Sisi kiri (linea aksilaris anterior di lateral ke medial) di RIC V iktus cordis.
Sisi kanan (linea mid clavicularis kanan di lateral ke medial) RIC IV linea sternalis kanan RIC IV
Sisi atas mulai dari RIC I linea parasternalis kiri ke bawah parasternal sinistra RIC III
Perkusi Paru
redup : pneumonia laboris, efusi pleura, fibrosis atau tumor.
Hipersonor : emfisema, asma
hipersonor unilateral : pneumotoraks luas atau bula luas pada paru.
KONTRAINDIKASI PERKUSI
-emfisema subkutan
-infus epidural atau anestesi spinal
-skingraft baru pada torak
-luka bakar, luka terbuka, dan infeksi kulit toraks
-terpasang alat pacu jantung
-TB paru
-Kontusio paru
-Bronkospasme
-osteomyelitis pada tulang rusuk
-osteoporosis
-koagulopati
-keluhan nyeri dada
Batas Peranjakan Paru
ekspirasi maksimal (posisi I). & Inspirasi maksimal(posisi II).
Normal = 5-6 cm dan simetris pada sisi kanan
Batas paru hati
Normal : costa V dan VI
Auskultasi Jantung
1)RIC 2 di linea sternalis dekstra,
2)RIC 2 di linea sternalis sinistra,
3) RIC 4-5 linea sternalis sinistra
4) di apex.
Bunyi jantung
bunyi jantung 1 (saat sistolik)
bunyi jantung 2 (saat diastolik)
bunyi tambahan, : bunyi yang terbelah (splitting) atau bising (murmur).
Bunyi jantung tambahan saat sistol :
1. Ejection sound/ES
2. Systolic click
Bunyi jantung tambahan saat diastol :
Opening snap : bila katup mitral atau tricuspid menjadi kaku penyakit jantung rematik maka katup-katup tersebut akan membuka dengan menimbulkan suara letupan (snap).
Bunyi jantung 3 (S3) terjadi saat pengisian cepat pada fase diastolic awal.
Bunyi jantung 4 (S4) terjadi saat kontraksi atrium untuk mengisi ventrikel pada fase diastolic akhir, sesaat sebelum S1.
Irama triple : bila selain terdengar bunyi S1 dan S2, juga terdengar bunyi S3 atau S4.
Irama gallop : bila frekuensi irama tripel menjadi cepat.
Bising jantung (murmur)
getaran di dalam dinding rongga jantung atau dinding aorta yang terpancar sampai di kulit akibat gerakan pusaran darah karena aliran darah melewati katup yang menyempit atau katup yang menutup tidak sempurna atau akibat volume darah yang berlebihan pada katup yang normal
•Auskultasi Paru
Auskultasi Trakea
1. Vocal fremitus
normal: suara bising halus yang tidak jelas.
Vokal fremitus yang meningkat : pneumonia lobaris dan menurun pada efusi pleura, pneumotorak dan atelektasis.
.2. Pleural Friction Rub
Plural Friction Rub suara yang terdengar berkeretak (cracking) dan bergesek (granting) yang timbul karena pergesekan pleura visceralis dengan pleura parietalis selama pernapasan
Normal : Suara ini paling jelas terdengar pada basis paru dan daerah bawah sisi aksila.
3. Suara napas tambahan