Tanda & gejala
—Bila larva menembus kulit timbul kelainan atau creeping eruption yang sering disertai gatal yang hebat.
—Infeksi ringan pada umumnya tidak menimbulkan gejala.
—Infeksi sedang dapat menyebabkan rasa sakit seperti tertusuk-tusuk di daerah epigastrium tegah dan tidak menular, mual, muntah, diare, dan kontipasi.
—Pada hiperinfeksi cacing dewasa dapat ditemukan diseluruh traktus digestivus dan larvanya dapat ditemukan di paru, hati, kandung empedu.
—Larva berkembang dalam berbagai organ dan jaringan mengakibatkan kegagalan pernafasan akut, sindrom ganguuan pernafasan, penyakit paru.
—Pasien bisa mati karana syok septik, kegagalan pernafasan.
Mekanisme Reaksi Hipersensitivitas tipe I
—Reaksi Hipersensitivitas tipe cepat atau anafilaktik
—Diperantarai IgE
—Alergenàproduksi IgE àberikatan spesifik dengan reseptor di permukaan sel mast dan basofil à tersensitisasi
—Kontak berikutnya à sederetan reaksi biokimia à degranulasi dan pelepasan mediator2 (histamin, leukotrien dan sitokin) à reaksi alergi
—15-30 menit setelah terpapar antigen, kadang keterlambatan (10-12 jam)
—Dapat melibatkan kulit (urtikaria dan eksema), mata (konjungtivitis), nasofaring (rinitis), jaringan bronkopulmoner (asma), dan GI tract (gastroenteritis)
Reaksi Hipersensitivitas tipe II
—Reaksi hipersensitivitas sitotoksik
—Waktu reaksi : menit - jam
—Contoh: reaksi transfusi, drug-induced hemolytic anemia, granulositopenia, dan trombositopenia
—Diperantarai IgM atau IgG dan komplemen
—Fagosit dan sel K punya peran
—Interaksi antigen-antibodi pd permukaan sel, IgM atau IgG dgn antigen yang juga merupakan bagian integral membran sel atau telah terserap atau menyatu menjadi membran.
—Mengaktifkan sistem komplemen dan sel yang terlibat dihancurkan.
Reaksi Hipersensitivitas tipe III
—Reaksi hipersensitivitas kompleks imun / reaksi Arthus
—3-10 jam setelah terpapar antigen
—Diperantarai kompleks imun (antigen-antibodi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar